Iklan Bijaks

Create your own banner at mybannermaker.com!

Kamis, 31 Oktober 2013

MAHABHARATA (WIRATAPARWA)


BAB 1
RENCANA UNTUK TAHUN YANG KE TIGA BELAS

Yudistira orang – orang yang sampai saat ini masih menjadi pengikutnya. Ia mengucapkan kata perpisahan kepada semua pengikutnya dan minta izin untuk meninggalkan mereka semua. Karena para pandawa harus menyamar agar semua orang tidak tahu. Yudistira berharap bahwa pada akhir tahun depan ia bisa mendapatkan kerajaannya dan bersama kembali kepada para pengikutnya. 


Yudistira sampai tak sadarkan diri karena tidak mampu menahan emosianya.
Dahunnya menenangkan mereka. Ia berkata bahwa pandawa akan bersinar kembali di akhir tahun depan. Yuditira mengucapkan selamat tinggal kepada mereka (panca pandawa).merkapun memberkahi yudistira pandawa dan draupadi dan dahunnya pergi ketempat yang sepi untuk merundingkan tentang rencana mereka. Dengan mempertimbangkan pendapat akhirnya dicapailah kesepakatan yaitu mereka akan menyamar di kerajaan matsya dengan kotanya wirata.

Tahun ketiga belas adalah penuh dengan kehawatiran bagi mereka. Namun sekarang telah menjadi seperti petualangan mereka merundingkannya dengan serius. Dalam penyamaran ini yudistira akan menjadi brahmana yang ahli dengan ajaran veda dan filsafat. Dengan nama samaran kanka. Tudistira bertanya pada bima ,bima menjawab bahwa ia akan menyamar sebagai tukang masak dan ahli gulat dengan nama samaran valala.

Yudistira bertanya pada arjuna bagaimana caranya menyembunyikan keberanian ? arjuna menjawab bahwa ia akan menjadi wanita. Arjuna memakai pakaian wanita. Ia menjadi guru musik , tari dan nyanyi dengan nama brahanala.

Yudistira bertanya pada nakula bagaimana cara menyembunyikan ketampanan mu nakaula ? nakula menjawab bahwa ia akan menyamar menjadiperawat kuda-keda sang raja dengan nama damagrati.
Yuditira bertanya pada sahadewa bagaimana cara untuk menyembunyikan kebijaksanaannya ? ia menjawab menjadi penjaga sapi-sapi kerajaan wirata supaya lebih banyak menghasilkan susu. Dengan nama Tantripala.
Yudistira sedih melihat dewi draupadi. Ia sangat sedih menyatakan apa yang akan dilakukannya. Draupadi menjawab bahwa ia akan menjadi perias ratu di kerajaan wirata karena draupadi ahli di dalam tatarias. Dengan sebutan nama samara sarindri.

Yudistira sangat senang dengan persiapan ini. Para pandawa meninggalkan daitavana. Dan pergimenuju tepi bagian utara Yamuna. Mereka sampai di perbatasan matsya. Disana mereka berpamitan dengan dhaumyamengundang para dewa untuk memberkati pandawa.


BAB 2
KANKA DIKERAJAAN WIRATA

Menyembunyikan senjata mereka adalah masalah berikutnya. Mereka harus meninggalkan senjata itu. Mereka berunding dan menyetujuinya. Bahwa senjata mereka akan di bungkus menyerupai mayat di atas pohon besaryang ada di pinggiran kota tersebut. Karena mereka kelelahan mereka memutuskan untuk bermalam di tempat itu dan melanjutkan perjalanan besok harinya.

Yudistira setuju dengan ide itu ia mengumpulkan semua senjata dari pandawa dan membungkusnya. Arjuna membungkus gandiwanya dengan melepas tali terlebih dahulu. Kemudian pandawa mengundang para dewa agar memberkati senjatanya mereka.

Yudistira sendiri yang memanjat pohon tersebut. Dan meletakkan bantalan tersebut lalu turun. Rasa sedihpun tak terelakan dari pandawa.yudistira menenangkan mereka.beberapa saat lewat orang desa ia menanyakan prihal yang di gantung itu yudistira menjawab itu adalah mayat ibunya karena menurut tradisi harus di gantung setelah meningal. Para orang desa percaya, dan mereka pergi dari tempat itu.

Hari sudah mulai fajar mereka semua sudah mandi. Kemudian yudistira menyamar. Ia lalu berpamitan kepada adik – adiknya. Lalu berjalan menuju Wirata. Tempat itu sangat cepat di datanginya Ia telah sampai di kerajaan matsya Yudistira di terima dengan memperkenalkan dirinya sebagai teman baik Raja Indraprasta dan juga pintar bermain dadu.

Wirata sangat tersentuh dengan kata – kata Yudistira. Karena Raja sangat senang main dadu. Raja menyatakan harta benda di kerajaan ini adalah harta benda miliknya. Namun Yudistira tidak meminta apa – apa hanya ada satu permohonan hanya Ia tidak memakan makanan yang di sentuh orang dan hanya sekali makan pada malam hari saja.


BAB 3
PANDAWA DI WIRATA

Beberapa hari Bhima memasuki Wirata dengan membawa sendok besar, lalu memberi salam pada Raja, Ia memperkenalkan keahliannya di bidang memasak dan sebagai pegulat Raja sangat senang karenanya dan memberi tugas dan tanggungjawab padanya. Dengan nama wrahanala.

Arjuna memasuki istana dengan rambut panjang, kain sutra merah dan kalung permata. Ia memperkenalkan diri dengan nama Brahannala. Sebagai penari dan mengetahui keterampilan seorang wanita. Selain itu ia juga pintar memainkan alat musik. Raja senang atas kedatangannya dan menerima Brahannala.

Raja sedang memeriksa kuda – kudanya. Ia melihat seseorang pemuda tampan. Lalu pemuda itu mendekat dan memberi salam pada raja. Dengan nama Damaganthi. Ia mengaku bisa merawat kuda-kuda sang raja. Ia ingin tempat tinggal dan raja mengizinkannya darmagranti untuk merawat kuda-kudanya.

Saha dewa memasuki sabha Wirata. Ia telah menggunakan pakaiannya seseorang pengembala dengan sebuah tongkat di tangannya. Ia memohon kepada sang Raja untuk di jadikan kepala pengembala. Karena ia ahli dalam mengobati ternak – ternak sang Raja.rajapun berkenan dengan usulannya tersebut.

Setelah ke lima Pandawa telah memasuki kota maka masalah terakhir telah terpecahkan sekarang hanya masalah waktu sebelumnya mereka munculdari persembunyian mereka.


BAB 4
SAIRANDHI

Draupadi memauki istana dengan menyamar sebagai Sailandri. Ia menyamar sebagai peñata rias dari ratu Sudesna. Ratu sangat senang dengannya dan ratu memperkenankanya untuk menjadi piñata rias di kerajaannya.

Draupadi mempunyai beberapa permintaan kepada sang Ratu yaitu ia tidak mau memijati kaki danmemakan makanan sisa. Karena telah berjanji pada suaminya. Sang Ratu menyetujuinya dan mengijinkannya tinggal di istana bersama Sang Ratu.


BAB 5
PERTANDINGAN GULAT

Ratu pandawa menjadi gadis penghias Yudistira menemani Wirata. Bhima menjadi tukang masak, Arjuna menjadi guru tari, Nakula menjadi anak kandang, dan Sadewa menjadi gembala. Nasib aneh memang tidak bisa dimengerti. Pandawa semuanya gembira, dan juga Drupadi.raja wirata dan istrinya adalah raja dan ratu yang sangat baik.

Selama bulan keempat tinggalnya diwirata, di kota dirayakan festival untuk menghormati sangkara. Perayaan itu termasuk pertandingan gulat. Dari seluruh dunia datanglah pegulat-pegulat untuk menunjukan keahlian. Satu pegulat yang datang dari negri asing dia tidak dapat dikalahkan. Semua pegulat dari wirata dikalahkanya. Dia berdiri ditangah ring dan berkata sangat sombong. Raja sangat kecewa dengan orang-orangnya. Yudistira memberi saran raja wirata. Raja wirata sangat gembira dengan saran Yudistira. Raja memnggil bima menyuruh bertanding melwan orang yang sombong itu. Bima mempersiapkan diri untuk pertandingn itu. Bima memasuki arena seperti macan merah pertandinganpun segera dimulai. Bima bertarug dengan segala kekuatanya. Bima sangat ingin menyenangkan raja dan tidak ingin kakak tercintanya yang telah bercerita begitu tinggi mengenai dirinya. Bima mengalahkan pegulat yang sombong itu. Raja sangat gembira dengan keperkasaan bima. Wirata bisa menyombongkan pegulatnya, yang telah membunuh orang yang telah sampai sekarang menjadi pegulat terbesar di  dunia.


BAB 6
MIMPI RADHEA

Ketika lomasa turun kebumi untuk bertemu Yudistira, dia membawa pesan dari Indra dan pesan itu adalah untuk Yudistira sendiri. Indra sekarang ingat janjinya pada Yudistira. Dia memutuskan bahwa ia harus melakukan Sesutu yang akan mengurangi kekuatan Radhea.

Hal itu terjadi pada tahun ke-13 pengasingan pandawa. Suatu malam, Radhea tertidur di tempat tidurnya yang lebih putih dari salju. Matahari penuh dengan kasih sayang kepada anaknya yang malang mengunjunginya dalam mimpinya. Ia memberi tahu tentang kedatangan Indra pendoa pandawa yang akan meminta kawacha dan kundalanya. Surya memperingati radhea agar mempertahankan kawacha dan kundala. Rhadea berjanji akan memberikan indra apa yang dia inginkan. Surya memperingati radhea lagi untuk tidak memberikan kawacha dan kundala itu, yang di berikan oleh dewa yang mencintainya. Rhadea tidaak bisa menuruti kata – kata surya. Radhea harus taat pada sumpah yang telah ia ucapkan; tidak menolak permintaan seseorang. Surya memberitahu Radhea, klau ia memberitahukan kawacha dan kundala, ketika indra menawarkan sesuatu mintalah saktinya.


BAB 7
PERMINTAAN INDRA

Pada tengah hari Radhea sudah selesai memuja matahari. Dia menunggu kedatangan Indra. Seorang brahmana datang jantung radhea berdetak cepat, radhea segera berlutut di kakinya sebagai kebiasaannya. Ia menghormati brahmana itu dan mempersilakannya duduk. Brahmana meminta kawacha dan kundala. Radhea menawarkan pakaian perang, dan anting lain yang lebih mahal dari ini. Bahkan Radheya menawarkan kerajaanya. Brahmana itu bersikeras meminta kawaca dan kundala. Brahmana itu hny menginginkan kawaca dan kundala itu. Radheyapun memberikan kawaca dan kundala miliknya kepada brahmana samara dari indra.

Radheya memotong baju baja dari tubuhnya, dia melepas anting dari telingnya. Kawaca dan kundala diletakkan dikaki brahmana. Radheya gembira karna dia telah mengorbankan hidupnya demi darma. Brahmana menyuruh radheya meminta sesuatu yang diinginkan padanya. Radheya meminta sakti brahmana itu senjata yang digunakan untuk menghancurkan musuhnya. Brahmanapun memberikan saktinya yang sangat ampuh.


BAB 8
KEECAKA SAUDARA RATU

Drupadi disayangi oleh ratu. Dia diperlakukan hampir seperti ratu karna dia pernah menemani ratu pandawa. Dia memiliki watak yang halus dan menyenangkan, yang membuatnya disenangi setiap orang. Dia melewatkan 10 bulan ajnaatawaasa di istana ratu wirata. Ratu mempunyai saudara namanya adalah keecaka. Dia adalah komandan pasukan raja. Dia pergi dalam penaklukan, saat pandawa memasuki wirata. Dia kembali ke kota dengan kemenangan. Ada penyambutan yang besar untuk menghormatinya. Setelah semua berakhir, keecaka pergi keistana sudheshna. Dia menghabiskn beberapa saat dengannya dan kemudian kembali keistana. Dalam perjalanan keistana, keecaka melihat saerandri. Keecaka terkagum melihat kecantikan kaerandri.  Ia jatuh cinta padanya. Ia ingin menikahinya. Saerandri memperingati keecaka. Begitu lama keecaka berdiri terpaku ditempat itu. Keecaka berjalan menuju keistana adiknya. Keecaka bertanya kepaada sudhesnha tentang wanita cantik yang telah dilihatnya. Sudhesnha menasehati kakaknya yaitu keecaka itu tidak mendekati saerandri. Tetapi keecaka bersikeras untuk memiliki saerandri. Sudhesnha tidak menyukai hal inii terjadi pada kakaknya. Dia tahu bahwa ancaman saerandri bukan omong kosong.



BAB 9
SAERANDRI DI AULA ISTANA

Sudhesnha menunggu selama sehari sampai dua hari. Kemudian ia mendendengar bahwa adiknya sakit parah dan beristirahat di tempat. Sang ratu mengutus saerandri ke istana keecaka. Saerandri menolak perintah sang ratu sudheshna angat marah kepada saerandri. Saerandri harus pergi dan mematuhi perintahnya. Ia membawa tempat air yang terbuat dari emas yang di berikan oleh sang ratu dan berjalan menuju ke istana keecaka. Keecaka telah menunggu kedatangannya, melihatnya menuju istananya ia bangkit menyambutnya, keecaka mendekat padanya dan mencoba untuk menggodanya. Dengan sangat takut, dropadi mendorongnya ke tanah dan mencoba melarikan diri dari sana. Ia lari menuju kediaman wirata Yudhistira ada di sana dan ia menginginkan perlindungan dari Yudistira. Ia menjatuhkan tempat air dari emas itu dan berlari secepatnya.

Keecaka mengejarnya, ia menjambak rambutnya dan menghempaskanya dilantai. Dropadi sangat putus asa. Dengan rambut yang tergerai menutupi punggungnya. Ia berlari kediaman wirata. Sang raja melihatnya. Yudistira memandangnya. Tidak ada seorangpun yang bicara. Keecaka yang kuat adalah jendral dari pasukanya. Ia tidak berani melawannya, ia tidak berani berkata kasar padanya Yudistira sangat marah pada sang raja karna tindakanya yang sangat lemah. Dimana ia mencoba untuk menghindari masalah. Pandawa, yang bersedia untuk  mengorbankan nyawa mereka untuknya, harus diam dan menutupi keberanian mereka dan juga kemarahan mereka karna mereka tidak ingin jati diri mereka diketahui.



BAB 10
BIMA DAN SAERANDRI

Malam itu ketika seorang semua sudah tidur dropadi bangun dari tempat tidurnya, dan menuju ketempat bima tidur. Ia membangunkan bima dari tidurnya. Kemudian ia bercerita pada bima tentang bagaimana keecaka menyakitinya telah menyakitinya. Dropadi meminta bantuan bima untuk membunuh keecaka bima meminta dropadi untuk bersabar selama beberapa hari lagi. Dropadi tidak mau mendengarkan, ia mengancam bima, ia berkata; jika kau tidak membunuh keecaka aku akan minum racun dan membunuh diriku sendiri. Bima sangat kasihan padanya. Ia berubah pikiran untuk melakukan apa yang ia inginkan. Bima meminta dropadi untuk menemui keecaka besok pagi. Dan mengajak keecaka bertemu diruangan tari, pada malam hari. Dropadi melakukan apa yang disuruh bima. Keecaka menyetujui pertemuan diruangan menari.


BAB 11
AULA MENARI TEMPAT PERTEMUAN RAHASIA

Dalam kegelapan bima dan dropadi menunggu keecaka diruangan menari. Keecaka memasuki ruangan menari itu bima melompat dari tempat duduknya. Pertarunganpun terjadi antara bima dan keecaka. Keecaka kalah melawan bima yang sangat kuat, dan akhirnya keecaka tewas. Dropadi teramat bahagia melihat kematian keecaka ia memanggil penjaga-penjaga ruangan menari itu, ia member tahu mereka tentang kematian keecaka mereka segera mengummumkan kepada setiap orang bahwa keecaka telah dibunuh oleh suami gandarva sairandri. Keluarga dan 105 saudara keecaka segera menuju tempat itu sang ratu dang rajapun datang dan merekapun menangis melihat keecaka. Upacara pembakaran dimulai pada pagi hari. Para upakeecaka menangkap dropadi dan mengikatnya mereka meletakannya di tandu usungan. Dropadi berteriak memanggil nama-nama suaminya dan minta tolong. Suaranya sampai ketelinga bima. Bima segera menuju ketempat pembakarn, melalui jalan pintas. Bima menyerang para upakeecaka, dan membunuh mereka semua.

Tempat pembakaran itu sekarang dipenuhi dengan mayat-mayat saudara keecaka. Seluruh kota ketakutan dengan apa yang tlah terjadi. Sang raja member tahu istrinya tentang ketakutanya dengan dropadi yang masih tinggal diistana. Sudhesnha segera memanggil dropadi dan member tahu untuk pergi dari istana. Dropadi memohon kepada sang ratu untuk mengizinkanya tinggal 13 hari lagi. Sang ratu sudhesnha setuju dengan permintaan dropadi.


BAB 12
PERTEMUAN DI HASTINAPURA

Mata-mata duryodana telah disebar keseluruh Negara, untuk menemukan tempat persembunyian pandawa. Pencarian mereka sia-sia. Mereka kembali satu persatu ke hastinapura. Drone dan bisma menasehati duryodana, bisma member petunjuk dimana yudistira. Bisma mencoba menasehati duryodana untuk menghentikan pertikaian dan mengembalikan kerajaan mereka. Duryodana tidak suka dengan kata-kata bisma dan ia berkata : aku tidak bisa menghilangkan rasa benciku terhadap pandawa, mereka dalah musuh-musuhku.

Krpa member saran, untuk mengumpulkan pasukan dan meminta bantuan kepada raja-raja. Duryodana mengerti saran-saran krpa. Ia memanggil mata-mata itu untuk menceritakan tentang kematian kkeecaka. Mereka menceritakan ceritanya secara keseluruhan. Duryodana telah menemukan tempat persembunyian pandawa, karena cerita mata-mata tentang pembunuhan keecaka. Susarma,raja trigarta,yang telah bersekutu dengan Radhea dengan dursasana, bergabung dlam perjalanan melawan kerajaan matsya dan wirata.Duryodana mengadakan pertemuan untuk merencanakan penyerangan kerajaan matsya.


BAB 13
SAPI SAPI WIRATA DI CURI

Sapi-sapi wirata telah di curi. Pengembala tidak mampu melindungi mereka. Penyerangan itu sangat tiba-tiba. Mereka tidak berdaya melawan hujan panah yang di arahkan pada mereka. Mereka meninggalkan gerombolan sapi-sapi dan berlari keistana raja sambil erteriak-teriak sambil meminta bantuan. Dengan segera sang raja mengumpulkan pasukan, dan pasukan mulai berbaris dan mengejar para musuh. Sang raja meminta saudara-saudaranya untuk menolongnya.

Yang pertama adalah Satanika, yang kedua Madisrava, yang ketiga Suryadanta, putra wirata yang tertua yang bernama virasanka, mempersiapkan dirinya untuk membantu ayahnya. Ketika kuda-kuda dibawa untuk kereta sang raja, yudistira datang dan berkata; jika raja mengijinkan kami membantumu. Raja sangat bahagia di bantu oleh pria-pria ini. Pasukan meninggalkan kota dan menuju medan perang. Perangpun terjadi, seluruh medan perang menjadi gelap karena debu yang berasal dari tanah. Susarma,Trigarta, menjadikan Raja matsya sebagai tawanan, telah terjadi kepanikan dalam pasukan, semuanya mulai melarikan diri dari medan perang. Yudistira melihat apa yang telah terjadi, dan yudistira minta Bhima untuk menyelamatkan Raja Wirata. Bhima mengalahkan dengan mudah. Ia membuat Susarma tak sadarkan diri dan ia mengikat tangan dan kakinya.

Ternak-ternak sudah didapatkan kembali. Musuh-musuh sudah dikalahkan, wirata sangat senang dengan dengan keempat pandava. Mereka bermalam diperkemahan yang dibangun dimedan perang.


BAB 14
UTARA KUMARA SANG PANGERAN

Pada hari setelah serangan TRIGATA, seperti yang telah mereka rencanakan, kaurawa menyerang kota dari arah utara. Mereka datang dan menangkap sapi-sapi, gembala pergi menghadap putra Wirata yang paling Bungsu,  bernama Bhumi Jaya, ia juga dikenal dengan nama Uttara Kumara. Gembala member itahu putra Wirata tentang kekacauan yang telah disebabkan karena penyerangan Kaurawa.

Pangeran duduk diantara para wanita yang ada di Istana, dan ia berkata : “ Aku tidak bisa bertarung karena aku tidak memiliki orang yang cukup mampu untuk mengendalikan  kuda-kuda ku kusir ku sendiri telah tewas dalam perang. Aku meminta kalian mencarikan seorang kusir sekarang juga. Arjuna menyuruh Drupadi untuk menceritakan tentang kehebatan Brahanala, kepada Uttara, sang putri.

Drupadi melakukan apa yang diberitahu oleh Arjuna. Sang putri sangat bahagia, ia dengan cepat menemui adiknya dan menyuruh siap-siap untuk bertarung. Uttara Kumara setuju dengan hal ini. Sang putri membawa pakaian yang bersinar seperti matahari, untuk diberikan kepada Arjuna. Ia brpura-pura tidak tahu  bagaimana caranya memakai pakaian itu.

Sang pangeran datang dan memakaikan tameng kepada Brahanala itulah Arjuna inginkan. Mereka mengucapkan selamat berpisah dengan semua teman-temannya. Kereta mereka akan segera meninggalkan gerbang istana. Mereka menuju arah kemana Kaurawa telah membawa ternak-ternak mereka.


BAB 15
ARJUNA DAN SANG PANGERAN

Uttara Kumara dan Brahanala segera menuju perkemahan musuh. Uttara kumara memandang pasukan, ketegangan mengusai dirinya, lututnya mulai bergetar. Uttara kumara ketakutan melihat pasukan Kaurawa. Ia berkata : “ Aku mohon bawalah aku kembali ke kota, aku tidak akan bertarung, pikiranku berubah.
Brahanala berkata-kata supaya Uttara Kumara berani bertarung. Uttara Kumara tidak berpengaruh dengan kata-kata Brahanala. Ia melompat dari kereta dan mulai berlari ke arah kota. Brahanala melompat dari kereta dan mengejar Uttara Kumara. Mereka dilihat oleh para musuh.

Arjuna menjadi menjambak rambutnya dan menyeretnya ke atas kereta. Arjuna menolong pangeran muda itu menghilangkan rasa takutnya yang  berlebihan. Ia menyuruhnya mengambil tali kekang dan ia duduk di atas kereta. Arjuna menginginkan Gandiva dan tempat panahnya. Ia menyuruh Uttara Kumara untuk mengarahkan kereta itu ke bawah pohon Sami dimana ia meletakkan senjata mereka. Dengan perasaan yang tak terbebani dalam hatinya, Drona mengatakan dengan terus terang, aku yakin aku telah melihat Arjuna, dan tidak salah lagi, ia menyamar tapi aku bisa mengenalinya.


BAB 16
Pohon Sami

Sementara itu Arjuna telah sampai di bawah pohon Sami. Lalu ia melihat Utara Kumara yang telah lemas untuk bertarung. Arjuna menyuruhnya untuk memanjat pohon itu. Untuk mengambil senjata dari para Pandawa. Yang pada awalnya ia kira itu adalah mayat yang di gantung. Setelah menyakinkan Utara Kumara lalu memanjat pohon tersebut. Dan diputuslah tali yang menggantung bungkusan tersebut yang isinya adalah senjata para Pandawa.

            Betapa terkejutnya Utara Kumara melihat isi dari bungkusan itu. Lalu Arjuna memaparkan isinya yang merupakan senjata para Pandawa dan betapa terkejutnya Utara Kumara yang dilihatnya adalah Arjuna pemilik Gandiwa yang mendunia tersebut dan mulai pada saat itu Utara menjadi semangat lagi.


BAB 17
Radheya dan Aswatama

            Arjuna telah mengganti panji singa kerajaan Matsya dengan panji kera milik kerajaan Pandawa dan meniup terompet Dewadattanya. Drone tergetar mendengar suara dari Gandiwa dan suara Dewadatta. Ia menyarankan untuk mengembalikan sapi-sapi dari kerajaan Matsya tersebut. Lalu Acarya yang tidak suka gurunya terlalu memuji- muji Arjuna yang telah keluar dari persembunyian. Namun Acarya menyuruh gurunya untuk menghetikan pujian-pujian untuk Arjuna.

            Datanglah Radheya, niatnya sangat menggebu-gebu untuk bertarung dengan Arjuna. Ia tidak peduli dengan siapapun, walaupun ia akan sendirian untuk bertarung. Ia tidak memperdulikan nasehat dari para guru dan temannya. Mendengar hal tersebut Aswatama tidak mau mengikuti pertarungan. Ia meletakkan busur dan panahnya dan diam di atas keretanya.




BAB 18
Keputusan Duryodhana

            Menurut Bhisma, Krpa, Drona dan Aswatama benar tidak seharusnya para Pandawa dihina. Bhisma meredakan pertikaian diantara Radheya dan Aswatama. Aswatama sedikit reda kemarahannya karena kata-kata Bhisma. Duryodhana menyadari hal itu meminta Drona dan Krpa memaafkannya.

            Bisma melihat Duryodhana dengan kasih saying, Bisma membenarkan masa pembuangan Pandawa ke hutan memang sudah berakhir. Dengan memberikan uraian tentang tata surya. Bahwa lima tahun ada dua bulan penambahan panjang waktu. Selama tiga belas tahun itu, telah ada penambahan selama lima bulan dan dua belas hari. Pandawa sudah menyadari hal itu dengan bersembunyi di hutan selama satu tahun. Pandawa sadar alam perhitungan itu namun tetap menjalani lima bulan yang seharusnya tidak ia jalani. Wajah Duryodhana pucat karena kecewa, matanya merah karena marah semua mimpinya untuk membuang para Pandawa ke hutan sudah sirna. Namun ia bersikukuh untuk tidak menyerahkan kekerajaan itu ke Pandawa.

            Duryodhana menggerakkan pasukannya untuk berperang melawan Pandawa sekarang maupun nanti. Drona telah membagi para petinggi pasukan Kurawa. Dibentuklah formasi bulan sabit oleh Bisma dengan Drona di tengah di kiri Aswatama, Radheya sebagai pasukan pelopor, Krpa sayap kanan, dan Bisma menjaga pasukan belakangnya. Kereta Arjuna melaju dengan cepat ia tahu formasi pasukan Kurawa di atur oleh kakeknya ia melihat panji kakeknya itu.




BAB 19
Kalahnya Pasukan Kurawa

            Beberapa anak panah telah melesat dan jatuh di kaki Drona, Bhisma, dan Krpa dan dua lagi melesat di antara telinga Krpa dan Drona. Panah tersebut se akan member salam akan kedatangan Arjuna. Mereka bahagia bisa bertemu kembali setelah selama 13 tahun di hutan. Dua panah lagi di tembakkan untuk meminta izin perang dan perang pun di mulai.

            Arjuan mendekat dengan kecepatan angin. Ia member tahu Utara Kumara bahwa formasi itu di atur untuk menghalangi Arjuna. Ia melihat para sesepuh Kurawa tapi ia tidak melihat Duryodana. Arjuna tertuju pada pasukan yang mengarah ke Astina, ia tahu bahwa para sesepuh Kurawa tidak membiarkan Arjuna bertemu dengan Duryodhana. Arjuna menyuruh Utara Kumara mengejar. Para pasukan yang membawa sapi-sapi itu. Para pasukan Kurawa tidak dapat menghalagi kecepatan Arjuna. Ia menyuruh Utara Kumara untuk mengejar panji ular yang berwarna keemasan. Ia ingin membalas semua atas penderitaannya selama ini. Arjuna tahu bahwa ini adalah gagasan Drona yang ingin menyelamatkan rajanya.

            Kereta itu melewati Bisma, para pasukan Kurawa mengabaikan sapi-sapi itu, ia mengejar Arjuna yang telah duluan mengejar rajanya. Namun pihak Arjuna, ia menyuruh Utara Kumara memperlambatkan keretanya ia ingin menyelamatkan sapi-sapi itu dulu, ia bertarung dengan para penjaga sapi-sapi tersebut. Para prajurit penjaga sapi itu kabur. Dan para pengembala gembira karena sapinya telah bebas.

            Kereta Arjuna telah mendekati sang raja Duryodhana yang telah membawa sperempat pasukannya. Para sesepuh Kurawa melihat hal itu lalu mereka secara sentak menuju Arjuna sehingga formasinya hancur. Aswatama tersenyum pada Radheya, ia member tahu bahwa Arjuna, musuhnya telang datang namun Radheya tidak peduli dengan siapapun kemarahannya telah memuncak ia ingin membuktikan janjinya. Arjuna dikepung dari segala arah oleh sesepuh Kurawa termasuk Duryodhana yang telah mendekat ke medan perang.
            Arjuna telah bertarung dengan Radheya, kedua pemanah hebat itu bertarung sangat menakjubkan. Kemampuan dan keberaniannya hampir sama. Panah-panah Radheya melesat melewati Arjuna panah-panah itu sangat cepat. Panah itu melukai Arjuna, kuda dan kusirnya tetapi pada akhirnya Radheya menyerah kalah. Arjuna bertemu denga Drona dan datanglah Aswatama untuk menolong ayahnya. Semua yang ada di hadapannya di kalahkan oleh Arjuna.

            Arjuna telah mengalahkan mereka semua. Ia mengejar raja itu namun sang raja tahu semua pasukannya telah tewas, ia melarikan diri. Namun hinaan dari Arjuna  membuat Duryodhana marah, ia balik ke medan perang namun semua sesepuh Kurawa mengepung Arjuna. Arjuna sadar ia telah melakukan kekacauan , lalu Arjuna memanggil Astra Sammohana, yang membuat para pasukan termasuk sesepuh Kurawa pingsan. Dan diambillah kain dari masing sesepuh kuda tersebut karena ingat dengan janji dari putra Utara. Para Kurawa akhirnya kembali ke Hastinapura.

            Arjuna turun dari kereta, ia  menyuruh mengirim pesan ke kota akan kemenangannya. Ia juga memberi tahu Utara Kumara agar tidak mmeberi tahu bahwa para Pandawa ada di Wirata. Ia menyuruh Utara Kumara untuk mengakui bahwa ia tahu yang telah bertarung dengan para Kurawa itu. Mereka menuju pohon Sami panji kera dig anti lagi dengan panji Singa dan Gandiwa Arjuna di bungkus dengan senjata lain. Arjuna mengambil alih kereta dari Utara Kumara menaiki kereta tesebut. Arjuna kembali ke penyamarannnya.


BAB 20
Darah Yudhistira

            Raja Wirata telah tiba di kota setelah bertarung yang cukup hebat itu tetapi ia masih cemas akan putranya yang di kabarkan masih di medan perang lalu ia menyuruh para menterinya untuk mempersiapkan pasukan untuk perang yang kedua. Namun seketika itu Yudhistira yang mengetahui yang menjadi kusirnya adalah Arjuna ia menyakinkan sang raja bahwa ia pasti bisa memetik kemenangannnya.

            Beberapa saat kemudian datang kabar bahwa kemenangan ada pada pihak Utara Kumara yang di bawa oleh sekelompok para pengembala. Raja pun gembira dan ia menyarankan agar kekerajaan di hias untuk menyambut. Sang raja duduk bersama dengan Yudhistira, saking senang akan kemenangan lalu raja Wirata mengajak Yudhistira main dada namu ditolaknya.

            Karena selalu mengagung-ngagungkan anaknya tersebut dan di lemparlah Yudhistira dengan makanannya karena telah berani membilang kemenangan dari kusirnya bukan dari putranya. Dan datanglah Utara Kumara dengan Arjuna. Arjuna bertanya-tanya kenapa Yudhistira terluka. Diceritakanlah oleh Yudhistira, Arjuna dan Bima marah besar namun Yudhistira bisa memenangkannya.


BAB 21
Setelah Gerhana Muncullah Bulan Purnama

            Pagi-pagi itu Pandawa bangun pagi-pagi mereka mandi dengan air yang harum, mereka memakai jubah mahal, mereka menuju istana raja Wirata. Yudhistira menaiki tahta dan Drupadi di sampingnya sambil menunggu raja Wirata datang.

            Sesaat kemudian raja datang dan menanyakan mengapa para Pandawa ada di tahta dan raja meminta agar di jelaskan karena raja tidak suka dengan itu. Yudhistira tersenyum pada raja yang marah itu lalu Arjuna mengatakan bahwa yang duduk itu adalah Yudhistira raja Indraprasta dan seketika itulah raja Wirata terkejut dan bengong.

            Datanglah Utara Kumara membawa kemenangan dan membenarkan itu adalah para Pandawa  seketika itu utusan pembawa  pesan dari Hastinapura  bahwa Pandawa ada di kerajaan Wirata.


BAB 22
Pernikahan Abimanyu

            Kabar menyambar dari segala pelosok negeri bahwa Pandawa telah menyelesaikan Ajnatavasa bahwa pembuangan itu telah usai. Para Pandawa menuju sebuah kota di Wirata mereka akan melaksanakan pernikahan Abimanyu, semua raja yang mencintai Yudhistira dan langsung melaksanakan pernikahan tersebut. Semuanya berbahagia pada waktu itu, istana raja Nampak seperti istana Indra.


PENUTUP
KESIMPULAN

Wirata parwa adalah bagian ke empat epos Mahabrata. Mmenceritakan kisah ketika para Pandawa harus bersembunyi selama satu tahun lagi dengan menyamar tanpa ketahuan olehh Kaurawa. Setelah mereka dibuang selama 12 tahun di hutan gara-gara kalah berjudi dengan Kaurawa. Kisah pembuangan dihutan ini diceritakan dalam bagian Warna Parwa. Maka para Pandawa bersembunyi di kerajaan Wirata. Jika mereka ketahuan, maka harus dibuang selama 12 tahun lagi . Di Wirata Yudhistira menyamar Brahmana, Bimma menyamar sebagai juru masak dan pegulat, Arjuna menyamar sebagai pengajar Tari dan Nyanyi, Nakula menyamar sebagai pengembala Kuda, Sahadewa menyamar sebagai pengembala Sapi dan Drupadi menyamar sebagai seorang Perias yang melayani Ratu Sudesna.

Alkisah patih Wirata, Kicakka jatuh cinta kepada Drupadi dan ingin menikahinya tetapi ia ditolak dan memaksa. Lalu Bima membunuhnya. Hal ini membuat hampir saja samara mereka ketahuan. Kematian Kicakka di dengar oleh Raja Susarma dari Tri Garta dan kemudian datang membujuk para Kaurawa menyerbu Wirata yang dalam keadaan sangat Lemah. Lalu negeri Wirata di serang oleh Kaurawa dari Astina Pura. Pandawa ikut berperang membela Wirata, serangan Kaurawa gagal, mereka kalah oleh orang-orang yang tidak di kenal dan membuat mereka curiga,, setealah perang usai, kedok Pandawa terbuka. Tetapi mereka sudah bersembunyi genap selama satu tahun, jadi tidak apa-apa. Wirataparwa diakhiri dengan kisah perkawinan abimanyu, anak Arjuna, dengan Utari, putri raja Wirata.

Oleh : Bayu Satrya
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar